Jumat, Februari 13, 2009

Miadeenatha

Maharani simpuh mencurah pinta dikaki batara

Inginnya segera menjala titah dari surga

Abdipun mengatur sujud saat malam menjelang

Demi masa, penjuru kraton menanti sabda

Eyang putri menganggukkan kepala

Emban putri, panglima dan punakawan berkaca-kaca

Nun, batara agung lalu bicara pada hamba

Agar menyiapkan selaksa panah dan gendewa

Tameng juga kreta yudhistira, sebab batara mengerti lagi bijaksana

Hikayat tlah tertuang dalam serat

Abdi di titah memanah matahari, sebagai tiara bagi maharani.

Tidak ada komentar: