Minggu, Januari 18, 2009

Titah Lentera

Payung kegelapan lama selimuti tapaku
Hingga jelita bawa lentera dengan kedua tangan penuh cinta
Lalu sematkan di dinding batu
Tanpa bicara
Diam…
dan
Tetap diam…
Hingga nyala lentera mengusik batin hamba
Kemudian hangatnya baluri sisi keraton atma
Yang kemarin terdera
Sedetik..panah tanya memancar dari gendewa jiwa
Menghujam direlung hati pencari derma
Wahai…mahaduta lentera
Mengapa dara bawa lentera pada hamba
Hingga sejuk tatap dara yang semburat dari bingkai kaca
Meracau tapa darma hamba
Apakah sebab titah paduka?
Lalu, dara jelita renda tawa sewangi cendana

Jumat, Januari 16, 2009

Sujud

Yang bersimpuh pada dua pertiga malam
Engkau air mata bromocorah
Nugerah paramasatera cinta puja
Illahiah semesta rupa
Penjaga hati memasung pinta
Usai selaput kehidupan menjela sukma
Semburatkanlah warna jiwa yang hanif
Violeta aura cinta sang abadi
Yang kemarin terlupa sebab lidah malu kelu
Takut berucap dalam simpuh
Aku cinta padamu

Kamis, Januari 15, 2009

Antara Aku, Mee dan Blog Baru Ku.

Masih suka nulis? tanya Mee padaku.
"nggak"... jawabku datar.

Mee diam, agaknya ia menungguku untuk memberi komentar lebih jauh atas pertanyaannya.
"aku sudah tak punya nyali" kataku lagi
mee tersenyum...
"coba saja lagi" bujuknya.
"entahlah, mungkin nanti"
"Bagaimana kalau latihan lagi di blog?
"Blog"?!!!.. keningku berkerenyit. Blog terasa asing di telingaku.
Kemudian Mee, menyodorkan kepadaku sebuah buku...
"Baca deh.."
Aku menggeleng-gelengkan kepala. Tetapi Mee terlihat begitu antusias.
Aku tak begitu mengerti, mengapa Mee tiba-tiba mendorongku untuk kembali menautkan kata demi kata seperti yang pernah ku lakukan bertahun lalu.
Aku benar-benar tak memahami maksud Mee.
Memang, Mee tahu, dulu aku pernah keranjingan nulis.
Mee juga tahu beberapa tulisanku pernah di muat di salah satu surat kabar harian lokal.
Mee mengklipingnya untukku. Beberapa opini, cerpen dan puisi. Bahkan sebuah "majalah sastra", yang kubuat bersama dua orang teman baikku tersimpan dengan baik.
Mee mengarsipkannya untukku.

Jujur, harus kuakui, telah seringkali, aku ingin kembali melatih kesadaranku terhadap adanya talenta itu. Sebuah talenta yang membuatku peka.
Talenta dari karya Illahiah atas kemanusiaanku yang dhoif.
Talenta yang mengajarkanku untuk berbagi ruang dan waktu.
Talenta yang memberikan energi bagi kehidupanku.
Hanya saja, di tengah gelora keinginan itu seringkali sebuah pemikiran berkecamuk.
Sebuah pertanyaan lalu mencuat dari pemikiran yang sederhana..
Apakah aku dapat membuat sesuatu yang lebih baik dari yang pernah ada?
Apakah aku akan mampu kembali menghadirkan sesuatu yang memberi banyak arti bagi banyak orang. Entahlah.
Mungkin Mee benar. Aku harus mencoba lagi. Lagi dan lagi.
Setidaknya untuk aku dan Mee

Mungkin dimulai dari Blog ini....